Rabu, 27 Desember 2017

Sistem Pencernaan Pada Ikan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikiloterm (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Sistem pencernaan (gastrointestinal system) adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ-organ dalam system pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ pencernaan aksesori) adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pankreas dan kantung empedu. Bagian dari system saraf (yang disebut system saraf eneterik) dan perdaran darah juga berperan penting dalam system pencernaan.
Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). Saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
1.2 Tujuan Praktikum                                        
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sistem pencernaan pada ikan
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. (Fitria, 2008)
Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata yang lain. Namun ikan memiliki beberapa variasi terutama dalam hubungannya dengan cara memakan. Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Umumya saluran pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari segmen Oris, Cavum Oris, Faring, Esofagus, lambung, Pylorus, Usus, Rectum, dan Anus. Sedangkan sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati, dan pankreas. Makanan ikan bertulang keras (Osteichthyes) berupa kepala serangga, molluska, dan ikan-ikan kecil. Gigi pada ikan bertulang keras tidak digunakan untuk memakan mangsa, tapi hanya menangkap mangsa (Effendy. 2009)
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris).  Pada rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah ikan banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang kemudian makanan di dorong masuk ke lambung. Lambung ikan pada umumnya membesar dan tidak memiliki batas yang jelas dengan usus, dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. (Gunarso, 2011)
Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Saluran pencernaan terbentang dari bibir sampai dengan anus. Bagian-bagian utamanya terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus, rektum dan anus.
Berdasarkan kebiasaan makannya ikan dibagi menjadi tiga yaitu ikan herbivora, karnivora dan omnivora. Ikan herbivora merupakan jenis ikan yang sebagian makananya terdiri dari nabati dan fitoplankton, jenis ikan kedua yakni karnivora merupakan jenis ikan yang sebagian besar makananya terdiri dari hewan-hewan sedangkan jenis ikan ketiga adalah ikan omnivora merupakan jenis ikan yang makanannya merupakan komponen dari tumbuhan, hewan dan pemakan detritus ikan ini memanfaatkan sisa-sisa hancuran bahan organik yang ada di dalam perairan baik itu dari hewan maupun tumbuhan.
Berdasarkan makanannya, ikan mempunyai makanan yang berbeda. Jika dilihat dari jenis makanannya maka ikan dapat dibagi menjadi  tiga golongan yaitu herbivora, karnivora dan omnivora. Berdasarkan cara makannya ikan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pemangsa (predator), penggerogot (grazer), penyaring (strainer), penghisap (sucker) dan parasi. Panjang dan rumitnya saluran pencernaan sangat bervariasi diantara spesies. Ikan karnivora relatif pendek dan sederhana akan tetapi pada ikan herbivora lebih panjang dan lebih rumit. Beberapa ikan herbivora lambungnya relative sederhana dan dapat disamakan dengan lambung karnivora sedangkan usus besarnya, terutama sekum lebih luas dan rumit dari yang dipunyai ikan karnivora.
           
BAB III
DATA DAN PENGAMATAN
3.1 Data dan pengamatan Sistem Pencernaan pada ikan Euthynnus affinis

Text Box: 1Text Box: 2
Gambar 1. Bagian-bagian Organ Pencernaan pasa ikan Euthynnus affinis
Keterangan gambar :
1.      Mulut  (Oris)
2.      Anus (Anal)
Text Box: 4Text Box: 3
Gambar 2. Bagian-bagian Organ Pencernaan pasa ikan Euthynnus affinis
3.      Lambung (Esofagus)
4.      Usus (Intestinum)



BAB IV
PEMBAHASAN
            Menurut (Affandi, 1992 ) Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). Mulai dari depan ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari :
·         Mulut (Oris) : Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembang dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
·         Rongga mulut (Cavum oris) : Bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (Epitelium) yang berlapis.  Lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (Mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan, disamping Mukosit, dibagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
·         Tenggorokan (Faring) : Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut, masih ditemukan organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
·         Kerongkongan (Esofagus) : Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, Esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada dilambung (proses osmoregulasi).
·         Lambung (Ventriculum) : Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung Mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat Gizard (lambung palsu) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik).
·         Pilorus : Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
·         Usus (Intestinum) : Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan.
·         Ujung usus (Rektum) : Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan Rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya Katup rektum.
·         Kloaka : Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan Saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kloaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut.
·         Anus (Anal) Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak disebelah depan Saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.
Menurut (Arthur, 2003) Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetarian. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetarian menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, dibelakang jantung dan disekitar usus depan, disekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu.
Menurut (Ayub, 2008) Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) diantara sel hati. Letak pankreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan.
Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur.
Selai sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim pitialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka pitialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung.
Selain mengandung enzim pitialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal. Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron, didalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin.
Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung didalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus. Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah pankreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri. Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glikosa, galaktosa, fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana. Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida. Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan karbohidrat..
Menurut (Hariyanto. 2009) Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena adanya peran cairan digestif.
Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu disekresikan oleh kelenjar lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan digestif yang berperan pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas dan dinding usus itu sendiri.
Menurut (Cahyono, 2000)Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan perubahan makanan dari yang asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Menurut jenis makanannya, ikan digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
1.      Karnivora (pemakan daging seperti ikan-ikan kecil)
2.      Herbivora (pemakan tumbuhan seperti plankton, tanaman air, dsb)
3.     Omnivora (pemakan daging dan tumbuhan (campuran)
Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :
·         bentuk mulut dan posisi mulut
·         tipe gigi (canin, incisor, dsb)
·         tulang-tulang tapis insang (rapat, panjang, halus, dsb)
·         perbandingan antara panjang usus dengan panjang tubuhnya.
Menurut (Intirah, 2005) Untuk efektivitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung (misalkan ikan belanak) dan pada usus (misal pada ikan hiu), dengan mengetahui jenis makanan alami dan cara makannya, maka dapat diterapkan pada usaha budidaya ikan.
Berikut perbedaan alat pencernaan ikan herbivora dan ikan karnivora :
·         Ikan herbivora mempunyai gigi yang tumpul dan halus sedangkan ikan karnivora mempunyai gigi yang runcing.
·         Ikan herbivora tidak memiliki lambung dan usus bagian depan ikan herbivora membesar menyerupai bentuk lambung sedangkan pada ikan karnivora lambungnya memanjang.
·         Ikan herbivora mempunyai usus yang lebih panjang dari panjang tubuhnya sedangkan ikan karnivora ususnya lebih pendek dari panjang tubuhnya.
·         Ikan herbivora mempunyai tapis insang yang panjang dan rapat sedangkan ikan karnivora mempunyai tapis insang yang pendek dan tidak rapat.
            Menurut (Djuanda, 2008) Ikan tongkol ini memiliki bagian kepala memanjang dan agak meruncing dengan mulut yang meruncing kebawah, selain itu memiliki bagian kelapa berwarna abu – abu yang mengkilat. Bagian badan memanjang dengan bentuk pipih disertai dengan adanya sirip punggung, dubur, perut dan juga dada pada bagian pangkal melengkung pada tubuh. sehingga bagian sirip tersebut dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut. Dan bagian belakang dari sirip punggung dan sirip dubur tersebut merupakan sirip tambahan kecil yang disebut dengan finlet. klasifikasi Ikan Tongkol adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Class                : Pisces
Ordo                : Percomorphi
Family             : Scombridae
Genus              : Euthynnus
Species            : Euthynnus affinis



BAB V
KESIMPULAN
1.      Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
2.      Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).
3.      Saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
4.      Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi. 1992. Ikhtiologi. IPB Fakultas Perikanan, Bogor.
Arthur. 2003. Bentuk  Organ Pada Tubuh Ikan. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Ayub. 2008. Ikhtiologi. IPB Fakultas Perikanan, Bogor.
Burhanuddin. 2008. Ikhtiologi Ikan dan Aspek Kehidupannya. Yayasan
Citra Emulsi. Makassar.
Cahyono. 2000. Morfologi Ikan Mujair. Penebar Swadaya, Jakarta.
Djuanda. 2008. Dunia Ikan. Armico. Bandung. 
Effendy. 2009. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Fitria. 2008. Klasifikasi Ikan Mujair. Penebar Swadaya, Jakarta
Gunarso. 2011. Biologi Perikanan. Erlangga, Jakarta.
Hariyanto. 2009. Bentuk  Organ Pada Tubuh Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Intirah. 2005.  Zoloogi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar