Rabu, 27 Desember 2017

Morfologi ikan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikhtiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ichtyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Ikhtiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Morfologi ikan yaitu bentuk luar  ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.
Morfologi adalah berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada suatu organisme. bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dau macam yaitu simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.

1.2 Tujuan Praktikum                                        
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi ikan dan sistem integumen pada ikan.



BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Keanekaragaman jenis ikan (Pisces) di Indonesia sangat tinggi, sedikitnya terdapat 7.000 jenis baik ikan laut maupun tawar. menentukan berapa jumlah jenis tersebut maka dibutuhkan suatu keahlian bidang taksonomi (Biosistematik). Salah satu bagian penting dari taksonomi adalah teknik Identifikasi. Pelaksanaannya, mengidentifikasi suatu jenis ikan bukanlah hal yang mudah karena memerlukan suatu metoda, peralatan tertentu (kaliper, kaca pembesar, mikroskup, dan lainnya); buku atau pustaka mengenai taksonomi, pengenalan jenis, dan pustaka terkait (Haryono, 2009).
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Cahyono, 2000).
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung ekor. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum (Efendi, 2009).
Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang kebanyakan. Identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern) hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut.  Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis, bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Khairuman, 2008).
Sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubu disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu bentuk membulat, bentuk persegi atau tegak, bentuk sedikit cekung atau berlengkuk tunggal, bentuk bulan sabit, bentuk bercagak, bentuk meruncing dan bentuk lanset (Suyanto,2009).
Kulit terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam yang disebut dermis (porium). Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air agar ikan dapat beranang lebih cepat, mencegah infeksi, menutup luka, sebagai lapisan semi permiable yang menghambat masuk keluarnya air melalui kulit (Mahardono,2009).



BAB III
DATA DAN PENGAMATAN

3.1 Data dan pengamatan pada ikan Oreochromis mossambicus








Keterangan gambar :
A.Caput (Kepala)
1.      Oris (Mulut)
2.      Rima oris (bibir)
3.      Cavum oris (Lubang bibir)
4.      Nares ( Hidung)
5.      Organon visus (Mata)
6.      Opperculum (Penutup insang)
B.Truncus (Badan)
7.      Linea lateralis (gurat sisik)
8.      Pinnae pektoralis ( sepasang sirip depan)
9.      Pinnae abdominalis (sepasang sirip dada)
10.  Pinna analis (sirip didekat anus)
11.   Pinna dorsalis (sirip punggung)
12.  Squama (sisik)
C. Caudal (Ekor)
13.  Pinna caudalis (sirip ekor)



3.2  Data dan pengamatan pada ikan Sardinella lemuru







Keterangan gambar :
A.Caput (Kepala)
1.      Oris (Mulut)
2.      Rima oris (bibir)
3.      Cavum oris (Lubang bibir)
4.      Nares ( Hidung)
5.      Organon visus (Mata)
6.      Opperculum (Penutup insang)
B.Truncus (Badan)
7.      Linea lateralis (gurat sisik)
8.      Pinnae pektoralis ( sepasang sirip depan)
9.      Pinnae abdominalis (sepasang sirip dada)
10.  Pinna analis (sirip didekat anus)
11.   Pinna dorsalis (sirip punggung)
12.  Squama (sisik)
13.  keel
C. Caudal (Ekor)
14.  Pinna caudalis (sirip ekor)



BAB IV
PEMBAHASAN
Pengenalan struktur ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, misalnya dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus (Rajabnadia, 2009).
Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur yang sama, namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya. (Burhanudin, 2008).
Bagian luar tubuh ikan terdapat kulit serta derifat-derifatnya yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi bagian dalam tubuh ikan, yang dikenal dengan istilah sistem integumen. Pada sistem integumen terdapat beberapa bagian yang penting bagi ikan, misalnya adanya kelenjar racun pada sebagian jenis ikan tertentu, adanya kelenjar warna yang berfungsi untuk memberi warna pada tubuh ikan.
Integumen merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi dimana terdapat sejumlah organ ataupun struktur tertentu dengan fungsi yang bermacam-macam. Sistem integument terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derifat-derifatnya. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat integument merupakan suatu struktur yang secara embryologenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya (Rajabnadia, 2009).
Secara garis besar ikan-ikan yang terdapat di alam dibagi atas dua group seperti : Agnatha dan Gnathostomata. Dari kedua group tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kelas utama yaitu Cephalaspidomorphi, Condrichthyes dan Osteichthyes. Masing-masing kelas mempunyai ciri dan karakteristik berbeda.
( Djuanda,2008).
            Menurut Nontji (1993), untuk mengetahui atau menduga cara hidup ikan dapat diketahui dengan mengamati bentuk tubuh dari ikan. Bentuk tubuh ikan terdiri dari:         
1.      Fusiform (torpedo), bentuk tubuh ramping, potongan melintang, berbentuk elips, ekornya sempit. Ikan ini berenang cepat, dan hidup di perairan terbuka. Contohnya ikan Tuna, ikan Selar, dan ikan Kembung.
2.      Compressed (pipih), tubuhnya pipih secara lateral dan pipih secara dorsoventral. Berenang dengan kecepatan konstan, lambat pada kondisi biasa tetapi bila ada bahaya mampu berenang dengan cepat. Contohnya family Cyprinidae (ikan Mas Cyprinus carpio).
3.      Depressed (pipih secara lateral), hidup di dasar perairan, contohnya ikan Pari Elang (Aeobatis narinari).
4.      Anguliform (seperti ular), bentuk tubuh sangat panjang dan penampang lintang membundar. Contohnya Belut (Monopterus albus
5.       Filiform (seperti benang), terdapat pada family Nemichtyuae. Bentuk tubuh panjang seperti benang dan sangat tipis.
6.      Globiform (bentuk bola), bentuk bola akan tampak ketika ikan dalam keadaan bahaya karena ikan akan mengembangkan tubuhnya semaksimal mungkin. Contohnya family Tetraodontidae.
7.      Taeniform (seperti pita), terdapat pada family Trachypterydae dan Trichiuridae.
8.      Sagitiform (bentuk pipih), contohnya pada ikan Pike dari family Esociadae dan family Lepisostidae. Bentuk tubuh ikan memanjang, sirip tunggalnya terletak jauh di belakang dekat sirip ekor.
9.      Bentuk kombinasi, contohnya pada family Claridae dan Pengasiudae. Mempunyai kepala yang picak, badan yang membundar dan lonjong serta bagian ekor yang pipih.
Sisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat di dalam lapisan dermis. Disamping ikan yang bersisik, terdapat ikan yang sama sekali tidak bersisik, misalnya ikan-ikan yang termasuk dalam ordo siluridae. Sisik merupakan salah satu bagian dari ikan di  dalam lapisan dermis. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung sisik dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
1.      Placoid, sisik berbentuk seperti duri mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri luar dari epidermis, dengan susunan seperti gigi manusia. Sisik placoid umumnya terdapat pada ikan-ikan bertulang belakang dan tulang rawan. Misalnya : ikan Hiu dan ikan Pari.
2.      Cosmoid, hanya pada ikan fosil dan primitif. Misalnya ikan Latimeria chalumnae. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, berturut-turut dari luar yaitu vitrodentine, cosmine, dan isopedine.
3.      Ganoid, sisik ganoid tumbuh dari atas dan bawah. Terdiri dari beberapa lapisan :
-  ganoid, yang materialnya terdiri dari garam-garam anorganik
 - cosmine, lapisannya kuat dan noncellular.
- isopedine, yang terdiri dari substansi tulang, terdapat pembuluh-pembuluh kecil.
4.      Cycloid, disebut juga sisik lingkaran, membentuk gerigi pada bagian belakang, memiliki bentuk bulat, tipis transparan dan mengandung dentine. Susunan sisik seperti gunting sehingga mengurangi gesekan dengan air maka dari itu ikan dapat berenang dengan cepat.
5.       Ctenoid, disebut juga sisik sisir, sisik ini memiliki bentuk gerigi, hampir sama dengan cycloid, namun bagian posteriornya dilengkapi dengan ctenii.(Rahardjo,1985)
            Sirip adalah anggota tubuh yang menipis yang terdapat di atau pada hewan air dan digunakan untuk bergerak atau bermanuver di dalam air serta untuk menjaga keseimbangan tubuhnya dalam air,Fungsi dari setiap sirip pada ikan yaitu :
1.             Pinna pectoralis (sirip dada) Fungsi sirip dada pada ikan adalah untuk melakukan pergerakan maju, ke samping dan diam (mengerem), sirip ini terletak di posterior operculum atau disebut juga pada pertengahan tinggi di kedua sisi tubuh ikan.
2.             Pinna dorsalis (sirip punggung) Sirip punggung, fungsinya adalah untuk menstabilkan tubuh (Balance). Ikan akan menggunakan sirip ini sekalian dengan Pinna Analis untuk membantu ikan memutarkan badan dengan cepat. Dan sirip ini berada pada di bagian dorsal
3.             Pinna ventralis (sirip perut) Sirip perut ini berperan dalam menstabilkan tubuh ikan saat berenang. Namun tidak hanya itu saja, sirip tersebut juga berfungsi untuk membantu menetapkan posisi tubuh pada kedalaman tertentu. Letaknya tepat di bagian perut ikan.
4.             Pinna analis (sirip dubur) Sirip dubur, sirip ini berada pada bagian posterior anal, tidak jauh dengan duburya. Fungsinya guna membantu ikan dalam menstabilkan tubuh saat berenang, hampir sama dengan siriip perut.
5.             Pinna caudalis (sirip ekor) Sirip ekor, sirip ini terletak pada bagian posterior tubuh ikan dan biasanya dinamakan sebagai ekor. Fungsi sirip ini sebagai pendorong utama ketika ikan berenang (maju) dan juga sebagai stier/kemudi pada saat bermanuver. (Afandi, 1992).
Fungsi sisik pada ikan adalah pelindung dari serangan penyakit, melindungi ikan dari perubahan cuaca drastis, mempermudah gerakan ikan didalam air,karena ikan akan selalu bergesekan dengan air ataupun benda disekitarnya, sisik juga sebagai pembeda antara ikan, karena sisik berbeda-beda dalam hal warna,motif dan bentuknya. Operculum Hanya terdapat pada ikan bertulang sejati. Operculum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas, Gurat sisi(Linea lateralis) pada ikan berguna unuk merasakan gerakan atau getaran di dalam air.(Afandi, 1992).
Bentuk ekor ikan bervariasi, tapi pada umumnya dikelompokkan atas 3 bentuk utama.
1.      Bentuk Bulan Sabit: Ikan dengan ekor berbentuk bulan sabit, seperti ikan todak, adalah perenang cepat dan selalu bergerak.
2.      Bercabang:  Ikan dengan ekor bercabang, seperti ikan bass, juga perenang cepat, meskipun mereka tidak dapat berenang cepat sepanjang waktu.
3.      Bulat: Ikan dengan ekor bulat atau rata-rata umumnya bergerak lambat..
(Rahardjo, 1985).

Mulut ikan, bentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan tersebut. Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel. Tipe mulut bergantung pada jenis makanan yang menjadi santapan ikan. Ada empat tipe mulut pada ikan, yaitu :
1.                  Terminal : mulut terletak di ujung kepala menghadap ke depan.
2.                  Sub terminal : mulut terletak sejajar kepala menghadap ke depan
3.                  Superior : mulut terletak di bawah kepala menghadap ke bawah
4.                  Inferior : mulut terletak di bawah kepala menghadap ke bawah
(Saanin, H. 2008)
Klasifikasi ikan Mujair (Oreocrhomis mossambicus)
Kingdom : Animalia
Filum       : Chordata
Kelas      : Actinopterygii
Ordo       : Perciformes
Family       : Cichlidae
Genus        : Oreochromis
Spesies       : Oreochromis mossambicus
Ikan mujair merupakan ikan yang dapat bertahan hidup di segala jenis air, baik air asin, payau hingga tawar sekalipun. Bentuk ikan mujair ini memanjang dan pipih, memiliki sisik yang berwarna kecoklatan dan agak abu-abu. Di bagian kepala memiliki bentuk seperti kerucut dan sangat mirip dengan kerabatnya, yaitu ikan nila. Bagian atas ikan mujair memiliki sirip berbentuk mirip sisir dan berduri. Sirip ikan mujair terdiri dari beberapa warna yaitu abu-abu kehitaman dan juga transparan. Pada bagian siripnya memiliki tulang yang terdiri dari 10-11 untuk menyokong sirip. Panjang Siripnya mencapai 0,5-1 cm bahkan bisa jadi lebih, tergantung pertumbuhan bobot dan panjangnya. Pada bagian Mata ikan mujair memiliki warna merah agak kehitaman dan juga berwarna kecoklatan. Mata ikan mujair sama dengan ikan lainnya yaitu memiliki bentuk bulat, dan bagian tengah terdapat bundaran hitam. Selain itu, mata ikan mujair juga terdapat lingkaran berwarna kekuningan dan bercampur putih tergantung berapa lama umurnya.
Bagian ekornya berbentuk timbul dan persegi, berwarna sama dengan siripnya, dan juga disokong oleh beberapa tulang. Selain itu, ikan ini memiliki sirip di bagian perutnya berwarna sama dengan ekornya, akan tetapi sedikit lebih pendek. Ikan mujair bereproduksi pada saat memasuki umur 5-6 bulan, atau apabila sudah matang gonad, dapat ditandai dengan bagian organ reproduksi betina dan jantan adanya cairan berwarna kekuningan agak putih. Dalam sekali beproduksi ikan mujair bisa menghasilkan keturunan sekitar 100-150 benih per ekornya bahkan lebih tergantung kualitas induk betinanya.
Kasifikasi Ikan Sarden (Sardinella lemuru
Kingdom: Chordata
Filum   : Chordata
Kelas   : Pisces
Ordo    : Clupeiformes
Famili  : Clupeidae
Genus  : Sardinella
Spesies: Sardinella lemuru.
Ikan Sarden (Sardinella lemuru) Morfologi ikan berahang gnathosmata dan termasuk dalam kelas osteichtyes, tubunya bilateral simetris, bentuk tubuh fusifrom, mempunyai kepala yang lancip dan licin dan bentuk mulut terminal,lubang hidung monohinus, posisi mata disisi kanan dan kiri atas kepala dan mempunyai gurat sisi dan sirip sempurna,operculum terdiri dari 6 pasang, mulut berukuran sempit dan protractile, lancip serta panjang. Bibir tebal dan bergerigi, keadaan mulut tegak lurus disekitar dibelakang bola mata dan rahang bersambung serta berkelipatan. Badannya bulat panjang dengan bagian perut agak membulat dan sisik duri agak tumpul serta tidak menonjol, Warna badan biru kehijauan pada bagian punggung,putih keperakan pada bagian perut bawah Pada bagian atas penutup insang sampai pangkal ekor terdapat sebaris totol-totol hitam sebanyak 10 – 20 buah, Siripnya berwarna abu-abu kekuning-kuningan, Warna sirip ekor kehitaman demikian juga pada ujung moncongnya, memiliki Ukuran : Panjang badan dapat mencapai 23 cm dan umumnya antara 17 – 18 cm.



BAB V
KESIMPULAN
1.      Tubuh ikan terdapat kulit serta derifat-derifatnya yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi bagian dalam tubuh ikan, yang dikenal dengan istilah sistem integumen
2.      Ikan Sarden (Sardinella lemuru) Morfologi ikan berahang gnathosmata dan termasuk dalam kelas osteichtyes, tubunya bilateral simetris, bentuk tubuh fusifrom, mempunyai kepala yang lancip dan licin dan bentuk mulut terminal,lubang hidung monohinus, posisi mata disisi kanan dan kiri atas kepala dan mempunyai gurat sisi dan sirip sempurna,operculum terdiri dari 6 pasang, mulut berukuran sempit dan protractile, lancip serta panjang.
3.      Ikan mujair merupakan ikan yang dapat bertahan hidup di segala jenis air, baik air asin, payau hingga tawar sekalipun. Bentuk ikan mujair ini memanjang dan pipih, memiliki sisik yang berwarna kecoklatan dan agak abu-abu.
4.      Tipe mulut bergantung pada jenis makanan yang menjadi santapan ikan. Ada empat tipe mulut pada ikan, yaitu :
a.       Terminal : mulut terletak di ujung kepala menghadap ke depan.
b.      Sub terminal : mulut terletak sejajar kepala menghadap ke depan
c.       Superior : mulut terletak di bawah kepala menghadap ke bawah
d.      Inferior : mulut terletak di bawah kepala menghadap ke bawah
5.      Bentuk ekor ikan bervariasi, tapi pada umumnya dikelompokkan atas 3 bentuk utama. Bentuk Bulan Sabit: Ikan dengan ekor berbentuk bulan sabit, seperti ikan todak, adalah perenang cepat dan selalu bergerak.
Bercabang:  Ikan dengan ekor bercabang, seperti ikan bass, juga perenang cepat, meskipun mereka tidak dapat berenang cepat sepanjang waktu.
Bulat: Ikan dengan ekor bulat atau rata-rata umumnya bergerak lambat..

·         Fungsi sisik pada ikan adalah pelindung dari serangan penyakit, melindungi ikan dari perubahan cuaca drastis, mempermudah gerakan ikan didalam air,karena ikan akan selalu bergesekan dengan air ataupun benda disekitarnya, sisik juga sebagai pembeda antara ikan, karena sisik berbeda-beda dalam hal warna,motif dan bentuknya.
·         Operculum Hanya terdapat pada ikan bertulang sejati. Operculum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas, Gurat sisi(Linea lateralis) pada ikan berguna unuk merasakan gerakan atau getaran di dalam air.
·         Bentuk tubuh pada ikan yaitu Fusiform (torpedo), Compressed (pipih), Depressed (pipih secara lateral), Anguliform (seperti ular), Filiform (seperti benang), Globiform (bentuk bola), Taeniform (seperti pita), Sagitiform (bentuk pipih),
DAFTAR PUSTAKA
Affandi.Ridwan.1992.Ichtyologi, Suatu Pedoman Kerja Laboratorium.IPB, Bogor
Burhanuddin, A. Iqbal. 2008. Ikhtiologi Ikan dan Aspek Kehidupannya. Yayasan
Citra Emulsi. Makassar.
Cahyono,2000. Morfologi Ikan Mujair. Penebar Swadaya, Jakarta
Djuanda, T. 2008. Dunia Ikan. Armico. Bandung. 
Effendy,2009. Ikhtiologi. IPB Fakultas Perikanan, Bogor
Haryono,2009. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Khairuman Kk. 2008. Klasifikasi Ikan Mujair. Penebar Swadaya, Jakarta
Mahardono,2009. Bentuk  Organ Pada Tubuh Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta
Rahardjo, M.F. 1985. Ichtyologi. Fakultas Perikanan Departemen Perairan Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Rajabnadia, L.2009. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo. Kendari.
Saanin, H. 2008. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Tjipta, Jakarta
Suyanto, 2009. Garis Besar Struktur Tubuh Ikan. Sinar Baru  Algesindo. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar