BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Ikhtiologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu “Ichtyes” yang
artinya ikan dan “Logos” artinya
ilmu. Ikhtiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan
segala aspek kehidupannya. Morfologi ikan yaitu bentuk luar
ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari jenis-jenis ikan.
Morfologi adalah
berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada suatu
organisme. bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dau macam yaitu simetris
bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan
dibelah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak,
bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah
kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.
1.2
Tujuan
Praktikum
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengetahui morfologi ikan dan sistem integumen pada ikan.
BAB
II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
Keanekaragaman jenis
ikan (Pisces) di Indonesia sangat
tinggi, sedikitnya terdapat 7.000 jenis baik ikan laut maupun tawar. menentukan
berapa jumlah jenis tersebut maka dibutuhkan suatu keahlian bidang taksonomi
(Biosistematik). Salah satu bagian penting dari taksonomi adalah teknik
Identifikasi. Pelaksanaannya, mengidentifikasi suatu jenis ikan bukanlah hal
yang mudah karena memerlukan suatu metoda, peralatan tertentu (kaliper, kaca
pembesar, mikroskup, dan lainnya); buku atau pustaka mengenai taksonomi,
pengenalan jenis, dan pustaka terkait (Haryono, 2009).
Secara teori para ahli
memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies
yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan
Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang
tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari
jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu
memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan
sebagai dasar pengklasifikasian (Cahyono, 2000).
Semua ukuran yang
digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa
melalui lengkungan badan. Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan
moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung ekor. Panjang standar (SL) diukur
mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan pangkal
sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik
tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor. Panjang kepala (HL) diukur
mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) hingga bagian terbelakang
operculum atau membran operculum (Efendi, 2009).
Identifikasi merupakan
kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri yang beraneka ragam dari
individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-perbedaan yang mantap sifatnya
diantara individu-individu yang nampaknya sama. Identifikasi Ikan mungkin
menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang kebanyakan. Identifikasi hanya
mengandalkan pola warna (colour pattern)
hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah
berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan
tersebut. Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi
jumlah dari spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang
linea lateralis, bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Khairuman, 2008).
Sirip pada ikan umumnya
ada yang berpasangan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubu
disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut
disebut sirip berpasangan. Macam macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan
bentuk sirip tersebut. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu bentuk
membulat, bentuk persegi atau tegak, bentuk sedikit cekung atau berlengkuk
tunggal, bentuk bulan sabit, bentuk bercagak, bentuk meruncing dan bentuk
lanset (Suyanto,2009).
Kulit terdiri atas
lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam yang disebut dermis (porium).
Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang
berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Lendir berguna
untuk mengurangi gesekan dengan air agar ikan dapat beranang lebih cepat,
mencegah infeksi, menutup luka, sebagai lapisan semi permiable yang menghambat
masuk keluarnya air melalui kulit (Mahardono,2009).
BAB
III
DATA
DAN PENGAMATAN
3.1 Data dan pengamatan pada ikan Oreochromis mossambicus
Keterangan gambar :
A.Caput
(Kepala)
1.
Oris
(Mulut)
2.
Rima
oris
(bibir)
3.
Cavum
oris (Lubang bibir)
4.
Nares
(
Hidung)
5.
Organon
visus (Mata)
6.
Opperculum
(Penutup
insang)
B.Truncus
(Badan)
7.
Linea
lateralis (gurat sisik)
8.
Pinnae
pektoralis ( sepasang sirip depan)
9.
Pinnae
abdominalis (sepasang sirip dada)
10. Pinna analis (sirip
didekat anus)
11. Pinna dorsalis (sirip
punggung)
12. Squama (sisik)
C.
Caudal (Ekor)
13. Pinna caudalis (sirip
ekor)
3.2
Data dan pengamatan pada ikan Sardinella
lemuru
Keterangan gambar :
A.Caput
(Kepala)
1.
Oris
(Mulut)
2.
Rima
oris
(bibir)
3.
Cavum
oris (Lubang bibir)
4.
Nares
(
Hidung)
5.
Organon
visus (Mata)
6.
Opperculum
(Penutup
insang)
B.Truncus
(Badan)
7.
Linea
lateralis (gurat sisik)
8.
Pinnae
pektoralis ( sepasang sirip depan)
9.
Pinnae
abdominalis (sepasang sirip dada)
10. Pinna analis (sirip
didekat anus)
11. Pinna dorsalis (sirip
punggung)
12. Squama (sisik)
13. keel
C.
Caudal (Ekor)
14. Pinna caudalis (sirip
ekor)
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengenalan struktur
ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan
ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di
perairan. Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva
sampai dewasa, misalnya dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva
berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan
suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku
yang khusus (Rajabnadia, 2009).
Setiap ikan mempunyai
ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan
lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan
ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor
tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun
dua ekor ikan memiliki umur yang sama, namun ukuran mutlak diantara keduanya
dapat saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan
bagian tubuh lainnya. (Burhanudin, 2008).
Bagian luar tubuh ikan
terdapat kulit serta derifat-derifatnya yang berfungsi untuk membungkus dan
melindungi bagian dalam tubuh ikan, yang dikenal dengan istilah sistem
integumen. Pada sistem integumen terdapat beberapa bagian yang penting bagi
ikan, misalnya adanya kelenjar racun pada sebagian jenis ikan tertentu, adanya
kelenjar warna yang berfungsi untuk memberi warna pada tubuh ikan.
Integumen merupakan
suatu sistem yang sangat bervariasi dimana terdapat sejumlah organ ataupun
struktur tertentu dengan fungsi yang bermacam-macam. Sistem integument
terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derifat-derifatnya. Kulit merupakan
lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada
lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat integument merupakan
suatu struktur yang secara embryologenetik berasal dari salah satu atau kedua
lapisan kulit yang sebenarnya (Rajabnadia, 2009).
Secara garis besar
ikan-ikan yang terdapat di alam dibagi atas dua group seperti : Agnatha dan
Gnathostomata. Dari kedua group tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kelas
utama yaitu Cephalaspidomorphi,
Condrichthyes dan Osteichthyes. Masing-masing
kelas mempunyai ciri dan karakteristik berbeda.
( Djuanda,2008).
Menurut
Nontji (1993), untuk mengetahui atau menduga cara hidup ikan dapat diketahui
dengan mengamati bentuk tubuh dari ikan. Bentuk tubuh ikan terdiri
dari:
1.
Fusiform (torpedo), bentuk tubuh
ramping, potongan melintang, berbentuk elips, ekornya sempit. Ikan ini berenang
cepat, dan hidup di perairan terbuka. Contohnya ikan Tuna, ikan Selar, dan ikan
Kembung.
2.
Compressed (pipih), tubuhnya pipih
secara lateral dan pipih secara dorsoventral. Berenang dengan kecepatan
konstan, lambat pada kondisi biasa tetapi bila ada bahaya mampu berenang dengan
cepat. Contohnya family Cyprinidae (ikan Mas Cyprinus
carpio).
3.
Depressed (pipih secara lateral),
hidup di dasar perairan, contohnya ikan Pari Elang (Aeobatis narinari).
4.
Anguliform (seperti ular), bentuk
tubuh sangat panjang dan penampang lintang membundar. Contohnya Belut (Monopterus albus)
5.
Filiform (seperti benang),
terdapat pada family Nemichtyuae. Bentuk tubuh panjang seperti benang
dan sangat tipis.
6.
Globiform (bentuk bola), bentuk
bola akan tampak ketika ikan dalam keadaan bahaya karena ikan akan
mengembangkan tubuhnya semaksimal mungkin. Contohnya
family Tetraodontidae.
7. Taeniform (seperti
pita), terdapat pada family Trachypterydae
dan Trichiuridae.
8.
Sagitiform (bentuk pipih), contohnya
pada ikan Pike dari family Esociadae dan family Lepisostidae. Bentuk tubuh
ikan memanjang, sirip tunggalnya terletak jauh di belakang dekat sirip ekor.
9.
Bentuk kombinasi, contohnya pada family Claridae
dan Pengasiudae. Mempunyai kepala yang picak, badan yang membundar dan lonjong
serta bagian ekor yang pipih.
Sisik sering diistilahkan
sebagai rangka dermis karena sisik dibuat di dalam lapisan dermis. Disamping
ikan yang bersisik, terdapat ikan yang sama sekali tidak bersisik, misalnya
ikan-ikan yang termasuk dalam ordo siluridae. Sisik merupakan salah satu bagian
dari ikan di dalam lapisan dermis. Berdasarkan bentuk dan bahan yang
terkandung sisik dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
1. Placoid,
sisik berbentuk seperti duri mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar.
Bagian yang menonjol seperti duri luar dari epidermis, dengan susunan seperti
gigi manusia. Sisik placoid umumnya terdapat pada ikan-ikan bertulang belakang
dan tulang rawan. Misalnya : ikan Hiu dan ikan Pari.
2. Cosmoid,
hanya pada ikan fosil dan primitif. Misalnya ikan Latimeria chalumnae.
Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, berturut-turut dari luar
yaitu vitrodentine, cosmine, dan isopedine.
3. Ganoid,
sisik ganoid tumbuh dari atas dan bawah. Terdiri dari beberapa lapisan :
- ganoid, yang materialnya
terdiri dari garam-garam anorganik
- cosmine, lapisannya kuat
dan noncellular.
- isopedine, yang terdiri dari
substansi tulang, terdapat pembuluh-pembuluh kecil.
4. Cycloid,
disebut juga sisik lingkaran, membentuk gerigi pada bagian belakang, memiliki
bentuk bulat, tipis transparan dan mengandung dentine. Susunan sisik seperti
gunting sehingga mengurangi gesekan dengan air maka dari itu ikan dapat
berenang dengan cepat.
5. Ctenoid,
disebut juga sisik sisir, sisik ini memiliki bentuk gerigi, hampir sama
dengan cycloid, namun bagian posteriornya dilengkapi dengan ctenii.(Rahardjo,1985)
Sirip adalah anggota
tubuh yang menipis yang terdapat di atau pada hewan air dan digunakan untuk
bergerak atau bermanuver di dalam air serta untuk menjaga keseimbangan tubuhnya
dalam air,Fungsi dari setiap sirip pada ikan yaitu :
1.
Pinna pectoralis (sirip dada) Fungsi
sirip dada pada ikan adalah untuk melakukan pergerakan maju, ke samping dan
diam (mengerem), sirip ini terletak di posterior operculum atau disebut juga
pada pertengahan tinggi di kedua sisi tubuh ikan.
2.
Pinna dorsalis (sirip punggung) Sirip
punggung, fungsinya adalah untuk menstabilkan tubuh (Balance). Ikan akan
menggunakan sirip ini sekalian dengan Pinna Analis untuk membantu ikan
memutarkan badan dengan cepat. Dan sirip ini berada pada di bagian dorsal
3.
Pinna ventralis (sirip perut) Sirip
perut ini berperan dalam menstabilkan tubuh ikan saat berenang. Namun tidak
hanya itu saja, sirip tersebut juga berfungsi untuk membantu menetapkan posisi
tubuh pada kedalaman tertentu. Letaknya tepat di bagian perut ikan.
4.
Pinna analis (sirip dubur) Sirip dubur,
sirip ini berada pada bagian posterior anal, tidak jauh dengan duburya.
Fungsinya guna membantu ikan dalam menstabilkan tubuh saat berenang, hampir
sama dengan siriip perut.
5.
Pinna caudalis (sirip ekor) Sirip ekor,
sirip ini terletak pada bagian posterior tubuh ikan dan biasanya dinamakan
sebagai ekor. Fungsi sirip ini sebagai pendorong utama ketika ikan berenang
(maju) dan juga sebagai stier/kemudi pada saat bermanuver. (Afandi, 1992).
Fungsi sisik pada ikan
adalah pelindung dari serangan penyakit, melindungi ikan dari perubahan cuaca
drastis, mempermudah gerakan ikan didalam air,karena ikan akan selalu
bergesekan dengan air ataupun benda disekitarnya, sisik juga sebagai pembeda
antara ikan, karena sisik berbeda-beda dalam hal warna,motif dan bentuknya. Operculum
Hanya terdapat pada ikan bertulang sejati. Operculum berfungsi melindungi
bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas, Gurat sisi(Linea lateralis) pada ikan berguna unuk
merasakan gerakan atau getaran di dalam air.(Afandi, 1992).
Bentuk ekor ikan
bervariasi, tapi pada umumnya dikelompokkan atas 3 bentuk utama.
1.
Bentuk Bulan Sabit: Ikan dengan ekor
berbentuk bulan sabit, seperti ikan todak, adalah perenang cepat dan selalu
bergerak.
2.
Bercabang: Ikan dengan ekor
bercabang, seperti ikan bass, juga perenang cepat, meskipun mereka tidak dapat
berenang cepat sepanjang waktu.
3.
Bulat: Ikan dengan ekor bulat atau rata-rata
umumnya bergerak lambat..
(Rahardjo,
1985).
Mulut ikan, bentuk,
ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan tersebut.
Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal
sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang
terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak
dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi
dengan jari-jari tapi insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton.
Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan
berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan
invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir
yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang
fleksibel. Tipe mulut bergantung pada jenis makanan yang menjadi santapan
ikan. Ada empat tipe mulut pada ikan, yaitu :
1.
Terminal : mulut terletak di ujung
kepala menghadap ke depan.
2.
Sub terminal : mulut terletak
sejajar kepala menghadap ke depan
3.
Superior : mulut terletak di bawah
kepala menghadap ke bawah
4.
Inferior : mulut terletak di bawah
kepala menghadap ke bawah
(Saanin, H. 2008)
Klasifikasi ikan Mujair
(Oreocrhomis mossambicus)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis
mossambicus
Ikan mujair merupakan
ikan yang dapat bertahan hidup di segala jenis air, baik air asin, payau hingga
tawar sekalipun. Bentuk ikan mujair ini memanjang dan pipih, memiliki sisik
yang berwarna kecoklatan dan agak abu-abu. Di bagian kepala memiliki bentuk
seperti kerucut dan sangat mirip dengan kerabatnya, yaitu ikan nila. Bagian
atas ikan mujair memiliki sirip berbentuk mirip sisir dan berduri. Sirip ikan
mujair terdiri dari beberapa warna yaitu abu-abu kehitaman dan juga transparan.
Pada bagian siripnya memiliki tulang yang terdiri dari 10-11 untuk menyokong
sirip. Panjang Siripnya mencapai 0,5-1 cm bahkan bisa jadi lebih, tergantung
pertumbuhan bobot dan panjangnya. Pada bagian Mata ikan mujair memiliki warna
merah agak kehitaman dan juga berwarna kecoklatan. Mata ikan mujair sama dengan
ikan lainnya yaitu memiliki bentuk bulat, dan bagian tengah terdapat bundaran
hitam. Selain itu, mata ikan mujair juga terdapat lingkaran berwarna
kekuningan dan bercampur putih tergantung berapa lama umurnya.
Bagian ekornya
berbentuk timbul dan persegi, berwarna sama dengan siripnya, dan juga disokong
oleh beberapa tulang. Selain itu, ikan ini memiliki sirip di bagian perutnya
berwarna sama dengan ekornya, akan tetapi sedikit lebih pendek. Ikan mujair
bereproduksi pada saat memasuki umur 5-6 bulan, atau apabila sudah matang
gonad, dapat ditandai dengan bagian organ reproduksi betina dan jantan adanya
cairan berwarna kekuningan agak putih. Dalam sekali beproduksi ikan mujair bisa
menghasilkan keturunan sekitar 100-150 benih per ekornya bahkan lebih
tergantung kualitas induk betinanya.
Kasifikasi
Ikan Sarden (Sardinella
lemuru)
Kingdom: Chordata
Filum :
Chordata
Kelas :
Pisces
Ordo :
Clupeiformes
Famili :
Clupeidae
Genus :
Sardinella
Spesies: Sardinella lemuru.
Ikan Sarden (Sardinella lemuru) Morfologi
ikan berahang gnathosmata dan termasuk dalam kelas osteichtyes, tubunya
bilateral simetris, bentuk tubuh fusifrom, mempunyai kepala yang lancip dan
licin dan bentuk mulut terminal,lubang hidung monohinus, posisi mata disisi
kanan dan kiri atas kepala dan mempunyai gurat sisi dan sirip
sempurna,operculum terdiri dari 6 pasang, mulut berukuran sempit dan
protractile, lancip serta panjang. Bibir tebal dan bergerigi, keadaan mulut
tegak lurus disekitar dibelakang bola mata dan rahang bersambung serta
berkelipatan. Badannya
bulat panjang dengan bagian perut agak membulat dan sisik duri agak tumpul serta
tidak menonjol, Warna badan biru kehijauan pada bagian punggung,putih keperakan
pada bagian perut bawah Pada bagian atas penutup insang sampai pangkal ekor
terdapat sebaris totol-totol hitam sebanyak 10 – 20 buah, Siripnya berwarna
abu-abu kekuning-kuningan, Warna sirip ekor kehitaman demikian juga pada ujung
moncongnya, memiliki Ukuran : Panjang badan dapat mencapai 23 cm dan umumnya antara 17 – 18 cm.
BAB V
KESIMPULAN
1.
Tubuh ikan terdapat kulit serta
derifat-derifatnya yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi bagian dalam
tubuh ikan, yang dikenal dengan istilah sistem integumen
2.
Ikan Sarden (Sardinella lemuru)
Morfologi ikan berahang gnathosmata dan termasuk dalam kelas osteichtyes,
tubunya bilateral simetris, bentuk tubuh fusifrom, mempunyai kepala yang lancip
dan licin dan bentuk mulut terminal,lubang hidung monohinus, posisi mata disisi
kanan dan kiri atas kepala dan mempunyai gurat sisi dan sirip
sempurna,operculum terdiri dari 6 pasang, mulut berukuran sempit dan
protractile, lancip serta panjang.
3.
Ikan mujair merupakan ikan yang dapat
bertahan hidup di segala jenis air, baik air asin, payau hingga tawar
sekalipun. Bentuk ikan mujair ini memanjang dan pipih, memiliki sisik yang
berwarna kecoklatan dan agak abu-abu.
4.
Tipe mulut bergantung pada jenis makanan
yang menjadi santapan ikan. Ada empat tipe mulut pada ikan, yaitu :
a. Terminal :
mulut terletak di ujung kepala menghadap ke depan.
b. Sub
terminal : mulut terletak sejajar kepala menghadap ke depan
c. Superior :
mulut terletak di bawah kepala menghadap ke bawah
d. Inferior :
mulut terletak di bawah kepala menghadap ke bawah
5.
Bentuk ekor ikan bervariasi, tapi pada
umumnya dikelompokkan atas 3 bentuk utama. Bentuk Bulan Sabit: Ikan dengan ekor
berbentuk bulan sabit, seperti ikan todak, adalah perenang cepat dan selalu
bergerak.
Bercabang:
Ikan dengan ekor bercabang, seperti ikan bass, juga perenang cepat, meskipun
mereka tidak dapat berenang cepat sepanjang waktu.
Bulat:
Ikan dengan ekor bulat atau rata-rata umumnya bergerak lambat..
·
Fungsi sisik pada ikan adalah pelindung
dari serangan penyakit, melindungi ikan dari perubahan cuaca drastis,
mempermudah gerakan ikan didalam air,karena ikan akan selalu bergesekan dengan
air ataupun benda disekitarnya, sisik juga sebagai pembeda antara ikan, karena
sisik berbeda-beda dalam hal warna,motif dan bentuknya.
·
Operculum Hanya terdapat pada ikan
bertulang sejati. Operculum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur
mekanisme aliran air sewaktu bernapas, Gurat sisi(Linea lateralis) pada ikan
berguna unuk merasakan gerakan atau getaran di dalam air.
·
Bentuk tubuh pada ikan yaitu Fusiform
(torpedo), Compressed (pipih), Depressed (pipih secara lateral), Anguliform
(seperti ular), Filiform (seperti benang), Globiform (bentuk bola), Taeniform
(seperti pita), Sagitiform (bentuk pipih),
DAFTAR
PUSTAKA
Affandi.Ridwan.1992.Ichtyologi, Suatu Pedoman Kerja Laboratorium.IPB, Bogor
Burhanuddin, A. Iqbal. 2008. Ikhtiologi Ikan dan Aspek Kehidupannya. Yayasan
Citra
Emulsi. Makassar.
Cahyono,2000. Morfologi Ikan Mujair. Penebar Swadaya, Jakarta
Djuanda, T. 2008. Dunia Ikan. Armico. Bandung.
Effendy,2009. Ikhtiologi. IPB Fakultas Perikanan, Bogor
Haryono,2009. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Khairuman Kk. 2008. Klasifikasi Ikan Mujair. Penebar
Swadaya, Jakarta
Mahardono,2009. Bentuk Organ Pada Tubuh Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta
Rahardjo, M.F. 1985. Ichtyologi. Fakultas Perikanan
Departemen Perairan Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Rajabnadia, L.2009. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan
Universitas
Haluoleo. Kendari.
Saanin, H. 2008. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Tjipta, Jakarta
Suyanto, 2009. Garis Besar Struktur Tubuh Ikan. Sinar Baru Algesindo.
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar