BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hormon adalah zat kimia
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
atau kelenjar buntu yang mempunyai efek tertentu pada aktivitas organ – organ
lain dalam tubuh. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran
sehingga sekresinya akan masuk aliran
darah dan mengikuti peredaran darah. Apabila sampai pada suatu organ maka
hormone akan merangsang terjadinya perubahan. Hormon yang paling dikenal adalah
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
vertebrata, walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem
organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung
ke aliran darah. Walaupun demikian, ada juga hormon yang disebut Ektohormon yaitu hormon yang tidak
langsung dialirkan dalam darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.
Sistem saraf adalah sebagai
sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan
perubahan status kehidupan (reproduksi). Perubahan lingkungan akan
diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat), saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan
hormon-hormon yang hormon dikirim ke organ target dan aktivitas metabolisme
dibutuhkan akan merangsang jaringan-jaringan.
Sistem saraf pada ikan
mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar,
menerima stimulus dari luar dan meresponnya, mengatur agar kerja sekalian
membran dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin dan tempat ingatan dan kecerdasan (khusus
vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh saraf, medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh
organ indra sebagai reseptor, dan
otot serta kelenjar sebagai efektor.
1.2 Tujuan
Praktikum
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengetahui Sistem hormon dan Koordinasi pada ikan
BAB
II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
Sistem saraf adalah
sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan
perubahan status kehidupan (reproduksi). Perubahan lingkungan akan
diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat), saraf akan merangsang kelenjar
endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang dikirim ke organ target dan
aktivitas metabolisme dibutuhkan akan merangsang jaringan-jaringan. Saraf
adalah organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi sebagai
penghubung. Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormonal mengatur peranan penting dalam proses koordinasi dan
pengaturan semua aktivitas yang berlangsung dalam tubuh. Perbedaannya adalah
bahwa koordinasi dan pengaturan melalui saraf berjalan relative cepat jika
dibandingkan melalui sistem hormonal. (Alamsjah, 1974)
Sistem saraf pada
vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital yaitu: Orientasi terhadap
lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya mengatur agar
kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin dan tempat ingatan dan
kecerdasan (khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan
oleh syaraf, medulla spinalis, dan
otak, dibantu oleh organ indra sebagai reseptor,
dan otot serta kelenjar sebagai efektor.
(Rahardjo, 1977)
Pusat koordinasi saraf
terdapat pada otak dan sumsum tulang belakang yang menyampaikan perintah
melalui impuls syaraf yang dibawa oleh saraf
motoris ke organ-organ efektor, dan
sebaliknya, otak akan menerima informasi melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh
saraf sensoris dari reseptor.
Dalam menjalarkan impuls baik yang berasal dari saraf pusat ke efektor, maupun dari reseptor ke otak
dibantu oleh adanya neurotransmitter
yang bekerja pada sinapsy sebagai
titik temu antara dua neuron. Neuron atau sel saraf hanyalah merupakan
satuan/unit struktural, sedangkan unit fungsionalnya merupakan apa yang disebut
lengkung refleks yang terdiri atas syaraf pusat sebagai pusat koordinasi, saraf sensoris, saraf motoris, efektor dan reseptor. (Zonneveld, 2010)
Ikan menerima
rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa. Rangsangan tersebut
selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak. Respon yang diberikan oleh
otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Sel-sel saraf mulai berkembang
sejak permulaan embrio dan berasal dari lapisan germinal terluar (ectoderm).
Unit terkecil dari system saraf ialah sel saraf (neuron), yang terdiri dari badan sel yang berinti dan penjuluran
plasma dari badan sel sebanyak dua atau lebih. Penjuluran plasma yang pendek dinamakan
denrite, yang berfungsi sebagai
penerima impuls. Sedangkan penjuluran plasma yang panjang dinamakan neurit atau axon, yang berfungsi untuk meneruskan impuls yang diterima. Setiap neuron dibungkus oleh selaput yang
dinamakan selaput myelin, agar impuls
yang melalui denrite atau neurite tidak terpencar ke luar. Tempat
terjadinya hubungan antara neurit dan
denrite dinamakan synapse. (Bond, 1979)
Sistem
endokrin disusun oleh kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin
mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa protein/senyawa steroid yang mengatur
kerja proses fisiologis tubuh. Hormon bekerja sama dengan system syaraf
untuk mengatur pertumbuhan, dan tingkah keseimbangan internal,
reproduksi dan tingkah laku. Kedua sistem tersebut mengaktifkan sel untuk
berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan messenger kimia. Kelenjar endokrin
menggunakan messenger kimia yaitu
hormon yang diedarkan oleh sistem trasnportasi
(darah), dan mempengaruhi sel target yang ada diseluruh. Kerja sistem endokrin lebih lambat dibandingkan
dengan sistem syaraf, sebab untuk mecapai sel target hormon harus mengikuti
aliran sistem transportasi. Sel target memiliki reseptor sebagai alat khusus untuk mengenali rangsang.
Ikatan antara reseptor dengan
hormon didalam atau diluar sel target, menyebabkan terjadinya respon pada sel
target. Mesenger kimia dalam sistem neuron adalah Neurotransmitter. Neurotransmitter bergerak dalam sel saraf
dan pindah ke sel saraf berikutnya melalui celah sinapsis, hingga sampai pada reseptor
sel target (Fujaya, 1999)
Kelenjar
endokrin adalah kelenjar
yang mengeluarkan hasil sekresinya
tidak melalui saluran pengeluaran, melalui difusi ke pembuluh darah. Karena
tidak memiliki saluran pengeluaran khusus, kelenjar endokrin biasa disebut dengan kelenjar buntu. Sekresi dari kelenjar buntu adalah hormon. Hormon adalah senyawa
kimia tertentu yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Bagian tubuh yang
dipengaruhi oleh hormon disebut daerah sasaran atau organ sasaran. Daerah sasaran
hormon bisa sangat luas (meliputi hampir seluruh bagian tubuh), namun ada juga
yang spesifik terhadap organ tertentu saja.
Kelenjar endokrin ikan
mencakup suatu sistem yang mirip dengan vertebrata yang lebih tinggi
tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak
didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi. Kerja hormon menyerupai kerja
syaraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam
tubuh. Namun, kontrol kerja syaraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar yang berasal dari ektodermal
adalah protein, peptida, atau derivat dari asam-asam amino, dan hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari mesodermal (gonad, korteks
ardenal) berupa steroid. Ikan
memiliki beberapa kelenjar endokrin,
antara lain Pituitari, Tiroid, Gonad,
Pankreas, Ultimobrancial, Paratiroid, Adrenal Korteks, Stanius, Cromafin dan
Pineal. (Saanin, 2008)
BAB
III
PEMBAHASAN
Sistem
endokrin disusun oleh kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin
mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa protein/senyawa steroid yang mengatur
kerja proses fisiologis tubuh. Hormon bekerja sama dengan system syaraf
untuk mengatur pertumbuhan, dan tingkah keseimbangan internal,
reproduksi dan tingkah laku. Kedua sistem tersebut mengaktifkan sel untuk
berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan messenger kimia. Kelenjar endokrin
menggunakan messenger kimia yaitu hormon yang
diedarkan oleh sistem trasnportasi
(darah), dan mempengaruhi sel target yang ada diseluruh. Kerja sistem endokrin lebih lambat dibandingkan
dengan sistem syaraf, sebab untuk mecapai sel target hormon harus mengikuti
aliran sistem transportasi. Sel target memiliki reseptor sebagai alat khusus untuk mengenali rangsang.
Ikatan antara reseptor dengan
hormon didalam atau diluar sel target, menyebabkan terjadinya respon pada sel
target. Mesenger kimia dalam sistem neuron adalah Neurotransmitter. Neurotransmitter bergerak dalam sel saraf
dan pindah ke sel saraf berikutnya melalui celah sinapsis, hingga sampai pada reseptor
sel target
Kelenjar
endokrin adalah kelenjar
yang mengeluarkan hasil sekresinya
tidak melalui saluran pengeluaran, melalui difusi ke pembuluh darah. Karena
tidak memiliki saluran pengeluaran khusus, kelenjar endokrin biasa disebut dengan kelenjar buntu. Sekresi dari kelenjar buntu adalah hormon. Hormon adalah senyawa
kimia tertentu yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Bagian tubuh yang
dipengaruhi oleh hormon disebut daerah sasaran atau organ sasaran. Daerah
sasaran hormon bisa sangat luas (meliputi hampir seluruh bagian tubuh), namun
ada juga yang spesifik terhadap organ tertentu saja.
Kelenjar endokrin ikan
mencakup suatu sistem yang mirip dengan vertebrata yang lebih tinggi tingkatannya.
Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada
vertebrata yang lebih tinggi. Kerja hormon menyerupai kerja syaraf, yaitu
mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun,
kontrol kerja syaraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida, atau derivat
dari asam-asam amino, dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal
dari mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid. Menurut
(Fujaya, 2004) Ikan memiliki beberapa kelenjar endokrin, antara lain Pituitari,
Tiroid, Gonad, Pankreas, Ultimobrancial, Paratiroid, Adrenal Korteks, Stanius,
Cromafin dan Pineal.
- Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak (sela tursika), terdiri atas dua bagian
utama, yakni adenohipofisa dan neurohipofisa, adeno hipofisa terdiri
atas parsdistalis dan parsintermedia,
sedangkan, neurohipofisa hanya
terdiri atas parsnervosa yang
berfungsi mensekresikan ocytoxin, arginin
vasotocin dan isotocin. Pars distalis
merupakan bagian utama adenohipofisa
yang menghasilkan sel-sel pesekresi
hormon prolaktin, hormon adrenocorticotropic (ACTH), hormon
pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan
(STH-Somatotropin), dan gonadotropin serta parsintermedia mensekresi
hormon pelepas melanosit (Melanocyte Stimulating Hormone), yang
mana pelepasan hormonnya diatur oleh faktor-faktor yang berasal dari hipotalamus.
- Tiroid
Kelenjar tiroid mempunyai karakteristik utama,
yakni pertama, unit dasar histologisnya
adalah sel tunggal yang dikelilingi folikel
dan kedua, jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan mengubah iodine dan inkorporasi menjadi hormon tiroid. Pada ikan, folikel tersebar
disekitar ventral aorta dan percabangannya
ke insang. Tirotrofin pituitari
merupakan faktor utama yang mengontrol fungsi tiroid dibawah kondisi normal, fungsi tiroid adalah membuat menyimpan dan mengeluarkan sekresi yang terutama berhubungan dengan
pengaturan laju metabolisme.
Sintesis dan
pengeluaran hormon tiroid secara otomatis diatur untuk memenuhi tuntutan kadar
hormon dalam darah lewat mekanisme feedback hipotalamus.
Bila kadar hormon tiroid yang beredar dalam darah tinggi makan akan menekan output TSH pituitari, sedangkan kadar
rendah menaikkannya. Hormon tiroid
yang penting adalah tetraiodotironin (T4)
dan triiodotironin (T3). Hormon ini penting dalam pertumbuhan,
metamorfosis dan reproduksi. Secara spesifik tiroksin menambah produksi energi dan konsumsi oksigen pada
jaringan yang normal, mempunyai pengaruh anabolik
dan katabolik terhadap protein, meningkatkan proses oksidasi dalam tubuh, mempercepat laju penyerapan monosakarida dari saluran pencernaan,
meningkatkan glikogenolisis hati, dan
diduga mengontrol pelepasan somatotropin,
kortikotropin dan gonadotropin dari hipofisis.
- Pankreas
Pankreas
adalah suatu kelenjar yang majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan endokrin. Komponen eksokrin
mensekresikan getah pankreas yang
dicurahkan ke dalam duodenum lewat
saluran pankreas, sedangkan komponen endokrin (pulau langerhans) membebaskan hormonnya secara langsung kedalam
sirkulasi darah. Pada semua vertebrata, terdapat tiga sel-sel pulau yang
memliki fungsi independen: sel-sel A, menghasilkan glukagon; sel-sel B, menghasilkan insulin; dan sel-sel C belum diketahui secara jelas hormon yang
dihasilkannya, namun bebeapa peneliti mengemukakan bahwa hormon tersebut
identik dengan somatostatin dan
secara khusus berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan (Fujaya, 2004).
- Gonad
Gonad
merupakan
kelenjar endokrin yang dipengaruhi
oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari. Meskipun gonadotropin tidak secara langsung mempengaruhi perkembangan telur
atau sperma ikan, namun mempengaruhi sekresi
estrogen oleh sel folikel telur
dan androgen oleh jaringan testis. Estrogen yang umum
didapatkan dalam cairan ovarium teleostei
adalah estradiol -17β yang
merupan derivat dari 17α hydroxyprogesterone, sedangkan androgen yang umum disintesis adalah testosteron.
Organ target estrogen adalah
sel-sel hati. Pada hati, estradiol
berperan membawa pesan agar vitelogenin
segera disintesis. Vitelogenin adalah
bahan baku kuning telur yang di sekresi sel-sel
hati dan dibawa ke gonad oleh darah.
Sedangkan 17α hydroxyprogesterone terutama
berperan pada akhir pematangan gonad untuk
merangsang ovulasi
5.
Kelenjar
Ultimobranchial
Pada teleostei, kelenjar ultimobranchial terletak
pada septum pemisah antara rongga abdomen dan sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Kelenjar ini serupa dengan paratiroid pada bertebrata tingkat
tinggi, tetapi tidak berupa folikel, malainkan
menyebar pada septum. Kalsitonin merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar ultimobranchial. Hormon ini
berperanan menurunkan kadar kalsium darah. Beberapa kajian juga menunjukkan
bahwa kalsitonin dapat melakukan
peranan dalam membuat ikan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah.
6.
Kelenjar
Parathyroid
Bagian sekresi dari kelenjar parathyroid berdiferensiasi dari epitel
kantong farings ketiga dan keempat.
Ini berarti kantong-kantong farings
mempunyai andil dalam pembentukan jaringan kelenjar. Hormon parathyroid adalah polipetida yang dinamakan
parathormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium, dan sedikit menentukan
kadar fosfor di dalam darah. Kalsium akan menghilang jika dari darah dan
terjadi kejang otot jika hormon ini tidak ada. Jaringan kelenjar pada Cylostomata dan bangsa ikan, yang
homolog dengan parathyroid telah
ditemukan, namum fungsinya belum diketahui pasti.
7.
Jaringan
Chromaffin
Jaringan ini banyak
tersebar di dalam badan beberapa vertebrata. Sel-sel chromaffin pada ikan bertulang sejati tersebar di sepanjang vena poscardinalis dan dimungkinkan
perluasannya tercampur dengan sel interrenal.
Jaringan chromaffin pada Elasmobranchii menyatu dengan saraf simpathetic dan aorta dorsalis, terletak didepan jaringan interenal. Chromaffin
dan jaringan medulla dimasuki serabut
preganglion dari sistem saraf otonom. Saraf ini dan kelenjar endokrin Adrenal medulla, keduanya sebagai derivat endokterm dari neural
krest embrio, dan semuanya menggetahkan adrenalin
dan non adrenalin. Jaringan ini mensekresikan adrenalin mengadakan
respon terhadap hormon ini dalam berbagai cara, seperti menaikkan kadar gula
dalam darah dan menaikkan tekanan darah, konsentrasi melanin dalam melanophora,
serta merintangi otot polos. Kerja hormon ini menyerupai sistem kerja saraf simpathetic, yang mana hormon ini
sangat erat hubungannya. Distribusi jaringan chromaffin di dalam tubuh dapat terletak di dekat tetapi terpisah
dari jaringan organ interenal, dapat
juga tercampur dengan jaringan interrenal
atau korteks adrenal.
8.
Jaringan
Internal (Adrenal Cortex)
Pada ikan Osteichthyes, jaringan yang ekivalen
atau homolog dengan adrenal cortex atau pada vertebrata tingkat tinggi. Strukturnya sama dengan gonad dalam hal produksi hormonnya yang
mengandung steroid, dan asal-usul embriologinya. Jaringan korteksnya merupakan derivat dari mesoderm yang membatasi rongga solom
dekat tempat berasalnya pematang genital.
Pada elasmobranchia jaringan ini
bentuknya memanjang terletak pada bagian belakang ginjal. Sedangkan pada
kelompok-kelompok sel yang tersebar di sepanjang vena cardinalis. Sel-sel yang menyerupai sel adrenocortical didapatkan pada dinding vena cardinalis ikan lamprey. Jaringan interenal mensekresikan hormon adrenocorticosteroid yang mengontrol
proses osmoregulasi dengan cara
mempengaruhi ginjal, insang dan saluran gastrointestinal,
dan mempengaruhi metabolisme protein dan karbohidrat. Jaringan interenal pada Cyclostomata, tersebar sepanjang vena cardinalis posterior
dan vena lainnya. Pada Teleostei
jaringan interenal menyebar, tetapi
selalu membentuk bintik-bintik noda yang terdapat di dekat atau pada kepala
ginjal.
9.
Badan
Pineal
Organ pineal pada puncak otak atau pada bagian
atas dienchepalon merupakan fotoreseptor. Sekresi yang dihasilkan oleh badan
pineal adalah melatonin yang
mengumpulkan melanin. Bila jaringan
ini dihilangkan maka akan membawa perubahan dalam pertumbuhan. Ikan terutama Teleostei, pada ekornya terdapat pembengkakan
ventral pada medulla spinalisnya. Secara histologis,
pembengkakan ini mempunyai kesamaan dengan neurohypophyse dan dinamakan urohypophysa.
Pembengkakan ini diperkirakan mempunyai fungsi endokrin, dalam hal mengatur tekanan osmose didalam tubuh.
10. Badan Stanius
Kelenjar ini memilik fungsi sebagai
kelenjar endokrin yang sekresi sekresinya diduga ikut dalam proses
penyesuaian tekanan osmotik
lingkungan dengan tekanan osmotik
cairan tubuh pada ikan (osmoregulasi).
Sistem saraf adalah
sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan
perubahan status kehidupan (reproduksi). Perubahan lingkungan akan
diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat), saraf akan merangsang kelenjar
endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang dikirim ke organ target dan
aktivitas metabolisme dibutuhkan akan merangsang jaringan-jaringan. Saraf
adalah organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi sebagai
penghubung. Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormonal mengatur peranan penting dalam proses koordinasi dan
pengaturan semua aktivitas yang berlangsung dalam tubuh. Perbedaannya adalah
bahwa koordinasi dan pengaturan melalui saraf berjalan relative cepat jika
dibandingkan melalui sistem hormonal.
Sistem saraf pada
vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital yaitu: Orientasi terhadap
lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya mengatur agar
kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin dan tempat ingatan dan
kecerdasan (khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan
oleh syaraf, medulla spinalis, dan
otak, dibantu oleh organ indra sebagai reseptor,
dan otot serta kelenjar sebagai efektor.
Pusat koordinasi saraf
terdapat pada otak dan sumsum tulang belakang yang menyampaikan perintah
melalui impuls syaraf yang dibawa oleh saraf
motoris ke organ-organ efektor, dan
sebaliknya, otak akan menerima informasi melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh
saraf sensoris dari reseptor.
Dalam menjalarkan impuls baik yang berasal dari saraf pusat ke efektor, maupun dari reseptor ke otak
dibantu oleh adanya neurotransmitter
yang bekerja pada sinapsy sebagai
titik temu antara dua neuron. Neuron atau sel saraf hanyalah merupakan
satuan/unit struktural, sedangkan unit fungsionalnya merupakan apa yang disebut
lengkung refleks yang terdiri atas syaraf pusat sebagai pusat koordinasi, saraf sensoris, saraf motoris, efektor dan reseptor.
Ikan menerima rangsangan
dari lingkungan melalui organ perasa. Rangsangan tersebut selanjutnya diteruskan
dalam bentuk impuls ke otak. Respon yang diberikan oleh otak dimanifestasikan
dalam bentuk tingkah laku. Sel-sel saraf mulai berkembang sejak permulaan embrio
dan berasal dari lapisan germinal terluar
(ectoderm). Unit terkecil dari system
saraf ialah sel saraf (neuron), yang
terdiri dari badan sel yang berinti dan penjuluran plasma dari badan sel
sebanyak dua atau lebih. Penjuluran plasma yang pendek dinamakan denrite, yang berfungsi sebagai penerima
impuls. Sedangkan penjuluran plasma yang panjang dinamakan neurit atau axon, yang
berfungsi untuk meneruskan impuls yang diterima. Setiap neuron dibungkus oleh selaput yang dinamakan selaput myelin, agar impuls yang melalui denrite atau neurite
tidak terpencar ke luar. Tempat terjadinya hubungan antara neurit dan denrite
dinamakan synapse.
Menurut (Helfman, 1997)
Sistem saraf pada vertebrata dapat dibedakan atas:
a)
Sistem saraf pusat: (systema nervorum centrale), disusun oleh
otak
(encephalon) dan sumsum tulang belakang
(medulla spinalis).
b)
Sistem saraf tepi (systema nervorum periphericum), disusun oleh saraf
otak
(nervi cerebralis) dan saraf spinal (nervi spinalis).
c)
Sistem saraf otonom disusun oleh sistem saraf parasymphatic dan sistem
saraf
symphatic.
d)
Organ perasa khusus (special sense organs), terdiri atas organ gurat sisi
(linea lateralis), hidung, telinga, dan
mata.
2) Jenis-jenis Saraf berdasarkan pada
fungsi organ yang dirangsang, saraf dapat digolongkan atas:
a) Saraf cerebrospinalis,
yaitu saraf yang merangsang otot bergaris (striated
muscle).
b)
Saraf
otonom (vegetatif),
yaitu saraf yang merangsang jantung (cardiac
muscle),
urat daging licin (smooth muscle),
dan kelenjar-kelenjar.
3) Berdasarkan
fungsi dari rangsang itu sendiri, saraf dapat digolongkan atas:
a)
Saraf sensibel (afferent), yaitu saraf yang meneruskan
rangsang dari
perifer
(sistem saraf tepi) ke pusat (sistem saraf pusat).
b)
Saraf motoris (efferent), yaitu saraf yang meneruskan
rangsang dari pusat
ke perifer.
c)
Saraf penghubung,
yaitu saraf yang menghubungkan antara jenis saraf
yang satu dengan yang lainnya,
misalnya antara saraf sensibel dengan
saraf motoris.
BAB IV
KESIMPULAN
1.
Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar endokrin
2.
Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon
3.
Hormon
merupakan senyawa protein atau senyawa steroid
yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh
4.
Ikan memiliki beberapa kelenjar endokrin, antara lain: Pituitari, Tiroid, Gonad, Pankreas,
Ultimobrancial, Paratiroid, Adrenal Korteks, Stanius, Cromafin dan Pineal.
5.
Sistem saraf adalah sebagai
sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan
perubahan status kehidupan.
6.
Sistem saraf pada vertebrata dapat
dibedakan yaitu Sistem saraf pusat,
Sistem saraf tepi, Sistem saraf otonom dan Organ perasa khusus
7.
Jenis-jenis Saraf berdasarkan pada
fungsi organ yang dirangsang yaitu Saraf
cerebrospinalis dan Saraf otonom
8. Berdasarkan
fungsi dari rangsang itu sendiri yaitu Saraf
sensibel dan Saraf motoris
9.
Contoh Saraf penghubung yaitu saraf sensibel dengan saraf motoris
DAFTAR
PUSTAKA
Alamsjah,
Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen
Biologi Perairan. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Rahardjo.
1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan.
Departemen Biologi Perairan.
Fakultas Perikanan. IPB. Bogor
Bond, C. E. 1979. Biology of Fishes. W. B.
Saunders, Philadelphia.
Fujaya,
Y. 1999. Fisiologi Ikan. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Fujaya,
Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar
Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka
Cipta. Jakarta.
Helfman.
1997. The Diversity of Fishes.
Blackwell Science, UK
Saanin,
H. 2008. Taksonomi dan Kunci Identifikasi
Ikan Jilid I dan II. Bina Cipta.
Bandung.
Zonneveld. 2010. Anatomi Ikan. PT Intermasa. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar